Malam ini saya 'disapa' oleh seorang teman sejurusan, Bang Fiyan. Dari salam sapa kami membicarakan (atau tepatnya menggosipkan) seorang teman kami. Kita sebut saja Dek Fernando karena nama aslinya memang Fernando (Bukan. Dia bukan bintang telenovela.).
Curhatan pun mulai mengalir dari ujung jari saya.

Saya meminta pendapat
Saya diberi masukan
Bahkan, saya dipuji. Pujian yang bener2 membuat saya bahagia.

Sekarang,
saya merasa lega
Saya merasa lebih kuat
saya merasa bersyukur
Bersyukur karena mengambil keputusan yang tepat
Bersyukur punya temen cowo

Di tengah perbincangan, tiba-tiba Dek Fernando muncul. Beliau minta ditemani ngobrol karena sedang dalam perjalanan menuju Jakarta. Sebagai agen resmi tentunya dengan senang hati kita layani dong.
Curhat lah si Dek Fernando ini. But why oh why musti putus ditengah jalan?? Sinyal kurang ajar. Untung Dek Fernando berjanji meneruskan nanti. Pasti saya tagih lo dek. Gaji saja belum dibayar.

Anyway,
Terima kasih kepada Bang Fiyan atas dukungan dan masukkannya.
Terima kasih juga kepada Dek Fernando. Waktu itu saya juga curhat pada beliau. Tapi beliau hanya tertawa-tawa saja. Kurang ajar.

Terima kasih kepada teknologi.
Terima kasih kepada Yahoo! Messenger.